Semangat Saya

Hari ini adalah hari saya..
semangat ini adalah semangat saya...
cinta ini, cinta saya..
semua ini, milik saya...

tapi.. Allah lah yang memiliki saya.. pun semua yang terakui...

Rabu, 07 Oktober 2009

Precious memories


tonigt, i want to say:

hmm, do you know?
In my heart, in the place
This love always exist
Where we laughed and cried together
Holding tight into each other’s hand

My sist, let’s lookingaa
To those precious memories I’ve shared
I’ll never forget
that this was…

I love you cause Allah… =)

Senin, 31 Agustus 2009

Surat Cinta untuk Jiwa

Surat ini kutunjukkan untuk diriku sendiri serta sahabat-sahabat tercinta yang insya Allah tetap mencintai Allah dan rasul-Nya di atas segalanya, karena hanya cinta itu yang dapat mengalahkan segalanya, cinta hakiki yang membuat manusia melihat segalanya dari sudut pandang yang berbeda, lebih bermakna dan indah.

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati sahabat-sahabat tercinta yang kerap kali terisi oleh cinta selain-nya, yang mudah sekali terlena oleh indahnya dunia, yang terkadang melakukan segalanya bukan karena-Nya, lalu diruang hatinya yang kelam merasa senang jika dilihat dan dipuji orang, entah dimana keikhlasan. Maka saat merasakan kekecewaan dan kelelahan karena hal yang dilakukan tidak sepenuhnya berlandaskan keikhlasan, padahal Allah tidak pernah menanyakan hasil. Dia akan melihat kesungguhan dalam berproses.

Surat ini kutujukan pula untuk jiwaku dan ruh-ruh sahabat-sahabat tercinta yang mulai lelah menapaki jalan-Nya ketika seringkali mengeluh, merasa terbebani bahkan terpaksa untuk menjalankan tugas yang sangat mulia. Padahal tiada kesakitan, kelelahan serta kepayahan yang dirasakan oleh seorang hamba melainkan Allah akan mengampuni dosa-dosanya.

Surat ini kutujukan untuk ruhku dan ruh sahabat-sahabatku yang mulai terkikis oleh dunia yang menipu, serta membiarkan fitrahnya tertutup oleh maksiat yang dinikmati, lalu dimanakah kejujuran diletakkan? Dan kini terabaikan sudah nurani yang bersih, saat ibadah yang kadang hanyalah rutinitas belaka, saat fisik dan fikiran disibukkan oleh dunia, saat wajah menampakkan kebahagiaan yang semu. Coba lihat, Hatimu menangis dan meranakan?

Akhirnya surat ini kutujukan untuk jiwa yang masih memiliki cahaya, jangan biarkan cahaya itu padam. Maka terus kumpulkan cahaya itu hingga ia dapat menerangi wajah-wajah di sekeliling memberikan keindahan Islam yang sesungguhnya hanya dengan kekuatan dari-Nya.

Inspirasi




Dulu atau sekarang sama saja…!
Perjuangan ini selalu penuh dengan uji…
Tidak siang, tidak malam, selalu kan kutemui onak duri…
Tapi langkah ini takkan pernah henti…
Walalu kerap kali qt harus merintih, menahan sakit dan perih…
Waktu tak kan pernah berhenti…
Pujian, saran, kritik datang silih berganti…
Kadang menggoreskan luka di relung hati…
Namun, qt masih berdiri, menanti datangnya esok hari…
Terus qt berjalan dan kadang harus berlari…
Susuri hari demi hari, tuk cari cinta hakiki…
Cinta Sang Ilahi, yang takkan pernah mati…

Dulu atau sekarang sama saja…!
Perjuangan ini penuh dengan uji…
Walau terkadang lemah, banyak kekurangan, tapi qt tak boleh menjadi orang yang tak berarti, tak ada nanti, tak ada esok hari.. yang ada hanyalah hari ini…

Teruntuk kawan-kawan seperjuangan… yang masih bertahan di jalan juang ini…
Belum sempurna perjuangan ini, kalau kita masih belum pernah merasa kesal dan kecewa…



Belum sempurna perjuangan ini, kalau kita belum pernah menangis…
Perjuangan ini memang melelahkan…
Tapi, kelelahan dalam berjuang adalah sebuah kenikmatan…!

Saudaraku,,,
Bukankah semangat kita terlalu besar untuk bisa disurutkan..?
Akankah cita-cita kita yang baik ini harus dipupuskan..?

Saudaraku,,,
Jangan surutkan semangatmu…!
Jangan pupuskan harapanmu…!
Terus beRGeRak…!!!

Karena…
Allah akan pilihkan yang terbaik, yang terikhlas, dan yang terbersih hatinya untuk mengemban kerja besar membangun peradaban yang lebih baik, yang perjalanannya masih jauh terbentang…

Keep your spirit…!!!!

Jumat, 21 Agustus 2009

Ya Allah...

'Ketika berkata Tuhan kepadaku
Tidakkah malu maksiat terhadap-Ku,
menyembunyikan dosa dari makhluk-Ku
dengan penuh noda menghadap-Ku'

Imam Ahmad mendengarkan bacaan syair itu dari salah satuu muridnya. Beliau berkata: Ulangi sekali lagi.
Berkata muridnya: lalu aku ulangi sekali lagi, lalu ia (imam Ahmad) bangun dan memasuki rumahnya serta menutup pintu. ketika itu aku mendengar suara tangisnya dari dalam dan beliau mengulangi syair tadi.

Rabu, 15 April 2009

Tetes Parfum yang Kau Tebarkan, Di Kala Engkau Sendirian…

tetes embun

tetes embun

Akhir - akhir ini, fenomena yang acapkali kita temui di sekeliling kini semakin merebak. Bahkan tidak jarang seorang muslimah dengan untaian kerudungnya yang panjang, pun terjangkiti oleh keruhnya fenomena ini. Entah disebabkan rasa berani yang ada pada dirinya disertai dengan mulai pudarnya rasa malu, atau entah karena minimnya ilmu terhadap dien yang mulia ini sehingga mereka mengorbankan kesucian dan kemuliaan yang Allah titipkan padanya.

Mereka tak sadar…Semua perasaan condong padanya, perbuatan harampun terjadi karenanya. Mengundang terjadinya pembunuhan, permusuhan pun disebabkan karenanya. Sekurang-kurangnya mereka adalah insan yang disukai di dunia.

Wahai teman - temanku, jauh sebelumnya Allah menyatakan bahwa fitnah yang paling besar adalah wanita, bahkan ia sebagai sumber keindahan. Allah Ta’ala berfirman: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita…” (QS. Ali Imran: 14).

Rasulullah ‘alaihi ash shalatu wa sallam memberikan peringatan dari fitnahnya sebagaimana yang diriwayatkan dalam Shahih Muslim dari sahabat Abu Said Al Khudri, beliau bersabda: “Hati-hatilah terhadap dunia dan hati-hatilah terhadap wanita, karena sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa Bani Isroil adalah wanita”

Pada riwayat lain dalam Shahih Muslim dari Sahabat Jabir Rasulullah mengisyaratkan dengan sabdanya: “Sesungguhnya wanita menghadap dalam bentuk syaitan, dan membelakangi dalam bentuk syaitan.”

Para wanita menyerupai syaitan karena ia sebagai penyebab timbulnya fitnah bagi laki-laki seperti pernyataan Rasulullah di atas. Oleh karena itu hendaklah para wanita bertaqwa kepada Allah denga menjaga dirinya dan menjaga kaum lelaki dari fitnah yang ditimbulkan karenanya.

Dan salah satu bentuk taqwa kepada Allah yang bias kalian berikan adalah mendatangkan MAHRAM saat engkau hendak bepergian.

Dalam kitab shahihain,Abdullah Ibn ‘Abbas Radliallahu’anhuma meriwayatkan, bersabda Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam :

“Tidak (dibenarkan seorang) wanita bepergian kecuali dengan mahramnya” (HR Muslim : 2/977)

Ketentuan di atas berlaku untuk semua bentuk safar (bepergian) bahkan termasuk di dalamnya pergi haji. Bepergiannya wanita tanpa diiringi mahram bisa memperdaya orang-orang fasik, sehingga bisa saja mereka tak segan-segan memangsanya. Di sisi lain, wanita berada pada posisis lemah dan tak berdaya, sehingga tak jarang ia justru terbujuk oleh laki-laki, paling tidak, dengan kesendiriannya itu, kemuliaannya sebagai wanita ia pertaruhkan.

Demikian pula halnya dengan perjalanan melalui udara walaupun dia diantar oleh mahramnya sampai ke atas pesawat, dan di jemput mahramnya yang lain saat tiba di tempat tujuan.

Kita akan mempertanyakan, siapakah yang duduk di sebelah wanita tersebut sepanjang perjalanan? Juga, seandainya terjadi kerusakan sehingga pesawat mendarat di bandara transit, atau terjadi keterlambatan atau perubahan jadwal, apa yang bakal terjadi? Sungguh, kemungkinan itu acap kali terjadi.

Perhatikan betapa tegas aturan syariat Islam dalam soal mahram. Untuk menjadi mahram dalam perjalanan disyaratkan adanya empat hal : muslim, baligh, berakal, dan laki-laki. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

“…Bapaknya, anaknya, suaminya, saudara laki-lakinya atau mahram dari wanita tersebut: (HR Al Bukhari, lihat Fathul Baari :11/26)

Selain itu kebiasaan yang menjadi fenomena umum di kalangan wanita adalah keluar rumah dengan menggunakan parfum yang wanginya menjelajahi segala ruang. Hal yang menjadikan laki-laki lebih tergoda karena umpan wewangian yang manghampirinya.

Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam amat keras mamperingatkan masalah tersebut. Beliau Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

“Perempuan manapun yang menggunakan parfum kemudian melewati suatu kaum agar mereka mencium wanginya maka dia seorang pezina” (HR Ahmad, 4/418; shahihul jam’: 105)

Sebagian wanita melalaikan dan meremehkan masalah ini, sehingga dengan sembarangan memakai parfum. Tak peduli di sampingnya ada sopir, penjual, saptam, atau orang lain yang tak mustahil akan tergoda.

Dalam masalah ini, syariat Islam amat keras. Perempuan yang telah terlanjur memakai parfum jika hendak keluar rumah ia di wajibkan mandi terlebih dahulu seperti mandi jinabat, meskipun tujuan keluarnya ke masjid. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

“Perempuan manapun yang memakai parfum kemudian keluar ke masjid (dengan tujuan) agar wanginya tercium orang lain maka shalatnya tidak diterima sehingga ia mandi sebagaimana mandi jinabat” (HR Ahmad, 2/444, Shahihul Jam’ :2073.)

Setelah berbagai peringatan kita sampaikan, akhirnya kita hanya bisa mengadu kepada Allah soal para wanita yang memakai parfum dalam pesta dan berbagai pertemuan yang diselenggarakan. Bahkan parfum yang wanginya menyengat hidung itu tak saja digunakan dalam waktu-waktu khusus, tetapi mereka gunakan di pasar-pasar di kendaraan dan di pertemuan-pertemuan umum hingga di masjid-masjid pada malam-malam bulan suci Ramadhan.

Syariat Islam memberi batasan, parfum wanita muslimah adalah yang tampak warnanya dan tidak keras semerbak wanginya.

Maka jagalah dirimu wahai akhwat, niscaya kalian akan terjaga…! Maka jagalah dirimu wahai akhwat, niscaya para ikhwan akan terjaga…! Dan semoga, Allah Rabb seru sekalian alam, akan melindungi kami para ikhwan serta kalian para akhwat, dari segala FITNAH YANG MELANDA.

Barakallahu Fiykum…

[dr berbagai sumber]

Cape VS Senyum (ayo.. mana yang lebih kuat energinya?)


Rasa lelah, sakit, cape' itu dirasakan oleh semua orang... sepakat...? orang yang makan mpe ga bisa napas, yang belajar mulu mpe botak, yang kerjaannya ngerjain laporan mpe tangan pada keriting,, yah,, cape pasti,,
bahkan orang2 ini:
orang yang tiduran seharian, nonton tv seharian penuh, main PS semaleman suntuk, yang muter2in mall mpe betis bekonde', yang ngerumpi mpe mati gaya krn ga da bahan omongan lagi, yang ketawa cekakak-cekikik mpe meliuk-liuk menahan geli, yang super jail ngerjain orang mulu,,, orang2 yang ini pun ngerasain cape bos...!!!

huh... semua orang punya kesempatan yang beda2...
semua orang punya harapan, punya aktivitas selama masih ada nafas.. dan semua orang punya waktu 1hari tuh 24 jam... ga da yang lebih ataupun kurang...

waktu detik demi detik akan berlalu begitu cepat...
pasti berlalu,, yah, secape apapun, sesedih apapun bahkan saat bahagia,, semua pasti kan berlalu... entah qt sadar atau tidak...
jadi, kenapa mesti melewati hari-hari dengan sumpah serapah, kenapa keluhan selalu nempel di ujung lidah, kenapa cemberut itu selalu nampak, kenapa airmata itu selalu mengalir, kenapa keputusasaan itu selalu ada, kenapa perasaan sombong itu kadang diam2 nampak, kenapa rasa lelah itu begitu terasa hingga menggilas senyum2 yang tampak malu2, kenapa kadang merasa menjadi orang paling sengsara di dunia??


Apa kesedihan, keruwetan hidup qt harus diketahui semua orang,,, hingga ekspresi 'kacau' itu dipilih sebagai background hari-hari indah yang terang bersinar...

waktu pun akan terus berjalan, walau kampus rumah jauh,,, walau waktu belajar ga sebanyak orang lain, walau waktu tidur ga sebanyak orang lain,, walau kadang harus mengerjakan 'kerjaan rumah' yang ...huhuh..

waktu akan terus dilewatin, walau hari2 ini ga hanya diisi belajar di bangku kuliah,,, ga hanya diisi bikin laporan,, walau harus mencari 'rupiah' sendiri,, walau harus berbuat lebih-buat orang2 tersayang di rumah... walau harus belajar ekstra dengan waktu yang lebih sedikit buat orang2 yang menaruh harapan besar, walau harus menulis ekstra cepat, walau harus berbuat lebih banyak...


cape'? yup. pasti... sama koq,, walau sedikit lebih banyak peluh, lebih banyak aktivitas,,, harusnya itu yang menjadikan lebih banyak semangat, lebih banyak motivasi, lebih banyak perjuangan,, lebih banyak tantangan, hingga lebih banyak pelajaran hidup, dan lebih banyak senyum=) dan rasa syukur... hingga lebih banyak kebaikan di setiap nafas, di setiap peluh, di setiap waktu yang terlewat, di setiap fikiran yang terkuras, di setiap aktivitas,,, fiuh,,, kebaikan di setiap detik hidup... Insya Allah...

Ya Allah,, mudahkanlah aku, sawdari2ku, sawdara2ku,,, mudahkanlah kami menempuh perjalanan ini,,, hingga bisa bertemu di Syurga-Mu... Allahumma Amin...


Jadi, mw cape untuk apa?
untuk duniawi sajakah??? Atau untuk di jalan Allah kah??? hmm,, orang2 yang cerdas pasti bisa memilih...!!!

Minggu, 29 Maret 2009

अकू, बूंगा दान Bunda

for everyone

Aku tak begitu suka bunga. Memandang bunga, terasa sedang dalam belukar sepi. Mendatangkan bayang-bayang panjang berkabut. Menyeruak lapis demi lapis getaran rindu. Menebar wangi pilu.



Mawar kelopak merah, memunculkan pedih. Berkisah tentang gadis kecil dengan kuncir duanya. Bedebar di balik dinding, berjalan pelan ke arah perempuan dengan mesin ketik. “Bunda, besok jadikan datang ke pentas drama?” pelan suara si kecil diantara tekanan tuts mesin ketik. Sejenak perempuan dengan mesin tiknya terhenti. Memandang gadis kecil. “Hmmm… iya,” jawabnya acuh, sambil kembali jarinya menyelusuri tombol persegi empat. “Asyiiikkk…! Horeee, bener ya Bun, dateng yah…” gadis kecil mulai berjingkrak riang. Berlari kegirangan, mengelilingi meja kerja di depannya. “Sstt… Berisik! Cepat tidur, jangan ganggu” suara perempuan terdengar memberi komando. Dan si kecilpun dengan dada membucah senang, menurut, menuju peraduan.



Teriakan kecil menyeruak pagi “Bi Engkar…. Bunda mana?” Gadis kecil mencari perempuan yang semalam serius di balik mesin tik. Yang selalu menjebak mata kecilnya dengan kerinduan.



“Neng alit, *Agan Istri sudah pergi. Ada rapat penting katanya,” perempuan setengah baya dengan daster lusuhnya menjelaskan. Lalu pergi ke balik kamar, seperti mencari sesuatu. Tak peduli pada mata gadis kecil yang mulai memerah panas dengan hati pedih. Membenci janji yang tak terpenuhi. “Neng alit, ini titipan dari Agan Istri, mau disemat dimana?” Ia menyodorkan peniti yang atasnya telah dihiasi bunga mawar merah kecil.



Selalu, ketika perempuan agung itu pergi meninggalkannya dengan ingkar janji, akan ada setangkai, sematan atau hiasan bunga. Melati dengan kuncup putih, menghiasi gelang karet kunciran rambut, ditinggalkan ketika tak bisa turut menemani dalam pentas musik. Gladiol, berkelopak jingga. Ditinggalkan ketika tak datang pada janji perayaan kelulusan. Lily putih, tergeletak di atas tempat tidur, ketika tak bisa ikut menemani dalam study tour. Tugas kerja sepertinya lebih penting dibandingkan tugas menjadi seorang ibu.



Anggrek, berpoles ungu, aku pun tak suka. Mengingatkan pada taman kecil seorang perempuan agung. Tersenyum merekah indah, menyirami anggrek. Bersenandung kecil, memandangi kelopak panjang ungu. Raut wajahnya akan berubah serius ketika gadis tanggung berkepang dua datang mendekati. Khawatir kuncup indah ungu akan terpetik. “Jangan bermain dekat-dekat sini!” Tegas gelegar suaranya. Tak peduli pada tangan gadis tanggung dengan ember kecil, yang juga ingin membantunya menyirami tanaman. Gadis tanggung pergi menjauh, membawa dada kecewa. Tak dihargai. Sejak itu, ia tak suka anggrek. Iri pada anggrek yang selalu dapat merasakan sejuknya senyuman wanita agung seorang Ibu.



Sapu lidi, entah kenapa aku menyukainya. Aneh, mungkin. Memandangnya mendatangkan buncahan hati riang. Menyimpan kenangan bingkai indah. Seorang anak kecil tertawa riang, berlari, terengah-engah mengitari halaman rumah. Menghindar kejaran. “Bunda bilang, cepet mandiii…! Bukannya lari…” teriak perempuan agung tak kalah terengah-engah. Berusaha menangkap dan menakuti si kecil dengan acungan sapu lidi. Riang, si kecil terus tertawa. Akhirnya kesempatan bermain bersama Bunda yang didamba terpenuhi, pikirnya. Ia tak takut sapu lidi. Yang ia takutkan adalah bunga. Ketika perempuan itu berhasil menangkap dan mengurungnya dalam kamar mandi. Bau Sedap Malam begitu menusuk. Bunga itu telah bertengger dalam ember biru di pojokan kamar mandi. Tanda bahwa hari ini atau esok, perempuan agung itu akan pergi meningkalkannya kembali. Si kecil, hanya bisa tergukguk, membuncahkan tangisan. Bukan tangisan karena kurungan kamar mandi. Namun buncahan linangan pilu, akan ditinggalkan.





Bunga, bagiku tak lebih dari isyarat perpisahan. Membentangkan jarak antara kerinduan seorang anak pada kasih ibu. Sosok agung yang selalu berpeluh, pontang panting dalam kejaran waktu. Tegar berdiri dalam keras pejuangan. Berusaha mengumpulkan lembar demi lembar rupiah untuk menghidupi empat gadis kecil. Sejak nahkoda yang menjadi pijakan keluarga pergi meninggalkan, berlabuh di dermaga lain. Melepaskan tanggung jawab, terbebas dari membiayai empat buah hati kecil tanggungan sang nahkoda.



Aku, bunga dan bunda bagai berada di jeruji besi, tak dapat disatukan. Sering aku berkata pada diri, tak seharusnya membenci bunga. Tak seharusnya pula luka merana disisihkan bunda kutumpahkan pada bunga. Bukankah dalam kelopak indah bunga selalu kutemukan senyum Bunda, semangat Bunda dan kegetiran Bunda?



Senyum Bunda yang merekah, saat merangkai bunga-bunga yang akan ditinggalkan. Seolah melalui bunga ingin berkata “Jangan khawatir, Bunda selalu bersama.” Roncean bunga yang kadang menjadi penghias bandana, gelang karet ataupun bros peniti indah empat anak gadisnya. Yang tak mungkin dapat ditemukan di toko manapun.



Semangat Bunda yang berpacu dengan waktu. Menyiapkan bahan mengajar, data reportase wartawan ataupun pekerjaan serabutan lainnya yang dapat menghasilkan uang. Demi menanggung empat gadis kecilnya yang akan beranjak remaja. Bukankah hal tersebut tidak mudah? Dimana biaya besar sangat dibutuhkan.



Kegetiran Bunda, ketika tubuhnya kian hari kian ringkih, kurus. Dengan mata sembab bersimbah butiran bening. Bersama jiwa yang terbelah. Dicampakan lelaki yang begitu dicintainya. Berusaha tegak berdiri dalam oleng. Merangkul empat gadis kecilnya untuk menjauh dari sang lelaki yang dermaganya telah terisi biduk lain.



Bunda, sering kutatap raut wajahmu kini. Kerutan ketuaan semakin hari semakin bertambah. Dengan rambut yang mulai memutih dan tipis, tertutup kerudung pelapis. Dalam nafas Bunda sembilan bulan aku pernah hidup. Dari rahim Bunda aku terlahir, dari air susu Bunda aku pernah minum. Merasakan indahnya belaian lembut dan senandung untaian do`a. Yang semua jasanya tak akan pernah bisa terbalas dengan apapun. Maafkan aku Bunda... Yang selalu memagari hati dengan jeruji besi. Menyalahkan Bunda dengan membenci bunga.



Kini, dalam kejaran waktu yang membawaku ke lembar dewasa. Aku seolah tersadar. Bunga dan Bunda adalah dua sosok tak terpisahkan. Dalam kelopak bunga kutemui keindahan Bunda. Dan bunga terindah, termegah serta terwangi adalah Bunda.



Aku, Bunga dan Bunda. Padanya ada cerita tentang getiran benci terkikis cinta. Apakah Bunda tahu? Kini aku mulai suka memandangi bunga. Mengagumi warna warni keindahan Bunga. Pada kelopaknya, ada sketsa semua perjuangan Bunda saat suka dan duka. Pada tangkai kecilnya yang terus tumbuh, ada goresan cinta dan doa Bunda. Peluk hamba di haribaan Bunda.

Minggu, 08 Maret 2009

Teman tanpa syarat

Di sebuah negeri antah berantah ada sebuah perbincangan antara dua orang yang baru bertemu.
“Aku mau jadi temanmu dengan syarat.” Ujar salah seorang kepada lawan bicaranya.
“Apa syaratnya?” Tanya orang itu
“Kalau kamu jadi temanku, kamu harus ada di kala aku membutuhkanmu, kamu mau menolongku, memberi hutang kepadaku, mau mengusap air mataku… “
“Kalau aku tidak bisa bagaimana?”
“Kamu tak bisa jadi temanku…”

Apakah teman butuh syarat?
Aku berteman denganmu dengan syarat, jangan biarkan aku sendiri dan jangan pernah menyakitiku karena kamu tahu aku
Aku berteman denganmu dengan syarat, akan kau berikan pundakmu untuk aku menangis
Aku berteman denganmu dengan syarat, pinjamkan aku uang yang banyak, maka kau temanku.
Aku berteman denganmu dengan syarat, berikan aku kejutan menyenangkan, kebahagiaan yang indah.
Aku berteman denganmu dengan syarat, kau jawab semua sms-ku, kau angkat telepon aku dan tak kau biarkan aku sendiri.
“Inikah syarat itu?”
“Iya”
“Harus kupenuhi?”
“Iya”


****
Hei, Fren…gimana kau menanggapi pernyataan tadi? Tentu kamu ga setuju, kan? Hitungan banget, sih jadi orang…hehehehe. Atau kemudian kamu jadi berpikir… Jangan-jangan secara tersirat, kamu telah mengajukan berbagai macam syarat itu kepada teman-teman kamu. Atau karena berbagai pengalaman yang ada, kamu merasa cinta yang hadir dalam pertemanan tidaklah tulus hingga harus ada syarat-syarat itu? Hmm, silakan direnungkan…

Apakah arti sebuah teman bagimu? Pertanyaan itu timbul di benak saya begitu saja. Teman adalah sosok-sosok terdekat saya setelah keluarga. Ada sebuah ikatan batin hingga saya bisa berteman dengan banyak orang. Semacam chemistry. Saya sangat senang berteman, saya menerima semua ajakan pertemanan dari mana pun, dari dunia maya sekalipun. Tapi, apakah saya orang yang menyenangkan? Entahlah… apakah ukuran punya banyak teman berarti dia menyenangkan. Lalu, apakah saya tulus? Tanpa syarat? Entahlah…

Saya coba menelusuri pertemanan saya dengan beberapa orang, teman tanpa batas ruang dan waktu, dalam arti, walau udah sama-sama ga satu sekolah, walau udah sama-sama ga satu kantor, kami tetap berteman. Saya pernah menyakiti mereka, saya pernah bikin mereka menangis, kadang sikap saya ke mereka sangat menyebalkan. Pernahkah saya sakit hati kepada mereka? Pernah… Bahkan saya pernah sebal dengan mereka. Pertengkaran menjadi makanan sehari-hari saya dengan mereka saat itu.

Tapi, apakah mereka masih jadi teman saya? Ya, hingga hari ini kami masih bersama, baru saja kami berbuka puasa bersama. Kami bertahan beberapa tahun terakhir dengan berbagai macam pernik-pernik. Tanpa ada pernyataan, kami akan kembali berbagi, menegur kesalahan kami, mencari titik terang, menginap bersama. Mengirim sms-sms manis atau hikmah. Secara tersirat, kami saling menyayangi tanpa berusaha untuk mengungkapkan.

Kemudian, teman saya pun bertambah, dan terus bertambah… Alhamdulillah, ada yang bertahan, ada yang numpang lewat, ada yang mucul dan menghilang. Mereka membagi banyak hal kepada saya. mereka memberikan ketulusan indah. Mereka memuji saya, memberi oleh-oleh, memberi hadiah, mentraktir saya, mengirim sms, mengirim email, menelepon, mengkritik, memotivasi, memarahi, mengingatkan… Semua teman yang saya kenal di mana pun… terima kasih, semoga Allah membalasnya…

Sementara saya masih apa adanya diri saya. Saya masih suka lupa tanggal lahir teman saya, lupa mengingat janji saya, lupa membalas sms dan mungkin tak hadir ketika teman saya butuh cerita.
Saya cuma manusia, tak bisa memberi banyak dengan keterbatasan saya, tapi saya akan sangat gembira, ketika saya mampu untuk lebih baik memperbaiki hubungan pertemanan saya.

Saya akan tersanjung ketika teman saya “marah-marah” menunjukkan dirinya tengah memarahi orang, curhat dengan bebasnya, menunjuk saya mendengarkan keluh kesahnya pada batasan tertentu.
Saya akan ikut senang ketika teman saya mau menerima sedikit pemberian saya, karena sering dengan sok tahunya saya mengirim “barang unik/aneh” ke teman-teman saya. Saya akan ikut sedih, ketika teman saya bersedih, menangis, marah dan kesal… dan ingin ikut berempati.

Teman, mungkin saya tak hadir ketika kamu butuh saya, tolong maafkan saya…
Teman, mungkin saya hanya bisa mendengarkan dan tak banyak membantu ketika di tengah kesulitan, tolong maafkan saya.
Teman, saya sangat jahat membuatmu menangis, sakit, marah, kesal. Mulut saya mungkin telah jahat menghina, tolong maafkan saya,
Teman, saya nakal, iseng tidak pada tepatnya, tolong maafkan saya
Teman, saya pernah menuntutmu lebih ketika saya bersedih dan membutuhkan kamu hadir, padahal kamu sudah meng-sms saya..
Teman,,, Terima kasih,,, untuk semuanya...


“Siapa saja yang tulus rasa persaudaraannya dengan saudaranya , maka dia akan menerima kekurangan saudaranya itu, menutupi keburukannya dan memaafkan kesalahanya.”

“ Ketahuilah, bahwasannya rasa persaudaraan itu akan diuji ketika dalam kesulitan. Janganlah kamu berbicara kecuali hal yang benar. Ingatlah kebaikan saudarimu dan lupakanlah keburukan-keburukannya “

Rabu, 25 Februari 2009

Maaf... karena ku terlalu mencintaimu...



Maafkan aku..

"Sesungguhnya setiap mu'min itu bersaudara ..." (49:10)

Maafkan jika terkadang aku terlalu bawel mengganggumu..
maafkan jika ku terlalu sering..
Menegur untuk setiap 'celetukan' mu.
maaf...


Karena ku terlalu mencintaimu.


Tak kan sanggup diri ini,
melihat orang yang sangat kucintai,
disiksa di panasnya api neraka.
Tak mau mata ini melihat orang lain tersakiti karena kekhilafan yang tak kau ketahui...
Kan luluh airmata ini melihatmu terluka,,
tersekat dan sesak...

"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang dengan sesama mereka seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakit." (Muttafaqun'alaih)

Maafkan jika aku terlalu peduli.
Sejauh jarak kampus-depok pun,
sepenat tugas kuliah selama 1 pekan pun,
selezat ice cream 'banana festival' tepat di hadapanku pun,
harta, raga, waktu, tenaga. Apapun,
kan kuberikan jika engkau membutuhkan.

Karena ku terlanjur mencintaimu.

ya... mencintai karena ALLAH,,, karena kita bersaudara bukan...?
karena..
"Belum beriman seorang hingga ia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri (Muttafaqun'alaih)

Terimalah permohonan maaf dari saudaramu ini.

Ana uhibbukum fillah...=)

Senin, 19 Januari 2009

Puisi untuk seorang Qiyadah..

(pemimpin untuk diri sendiri, untuk bemj dan untuk lingkungan sekitar...)


Menjadi apapun dirimu bersyukurlah selalu

sebab kau yang paling tau siapa dirimu

sebab kau yakini kekuatanmu

sebab kau sadari kelemahanmu

Jadilah karang yg kokoh, paus yg besar, bison sang inspirator,

elang yang perkasa, pohon yg kuat dengan akar menghujam kuat kebawah

dan batang menjulang tinggi kelangit, jadi melati harum semerbak mewangi, kupu2 atau bahkan pelangi

Tetaplah bersyukur

sebab kita hanyalah hamba Allah yang lemah

yang masih hidup dengan bergantung kepada orang lain

jadi menjadi apapun kita

kita harus bersyukur

———— ——

untuk ketua bemj kimia yang 'baru nongol di bemj'. Maju terus Te, dan smw temen2 yang bergerak di BEMJ taun ini, buat SEJARAH dengan cara kita, jangan terperanga dengan kesuksesan masa lampau, hari ini hari Kita, zaman ini zaman kita, kita lah yang akan membuat sejarah ini. Okeh, sekali lagi selamat berkarya, selamat mengemban amanah, buat Ote selamat memimpin sebagai seorang
Ketua BEMJ KIMIA 2009-2010

Usahlah bercita-cita tanpa berusaha,

usahlah berusaha tanpa berkorban

usahlah berkorban tanpa keyakinan

kelebihan dan kekurangan adalah persepsi

kelebihan bisa menjadi kekurangan

dan kekurangan bisa menjadi kelebihan

Selama masih ada waktu

terus azzamkan pada diri:

“Aku Akan Berjuang Untuk Hidup Sampai Aku Mati”


temen2....!!!

SemangadH!!!