Semangat Saya

Hari ini adalah hari saya..
semangat ini adalah semangat saya...
cinta ini, cinta saya..
semua ini, milik saya...

tapi.. Allah lah yang memiliki saya.. pun semua yang terakui...

Rabu, 13 April 2011

Ahwal ul-Muslim al-Yaum

Ahwal ul-Muslim al-Yaum
oleh: Ust. M Ihsan Arliansyah Tanjung

Tema ini adalah suatu upaya untuk menggambarkan akan keadaan dunia Islam kontemporer (saat ini) dengan segala kelebihan dan kekurangan-kekurangannya. Kondisi umat Islam saat ini penuh dengan kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahan itu terkait dengan kapasitas intelektual dan problematika moral.

Kelemahan dalam kapasitas intelektual (Al Jahlu)

Kelemahan umat Islam yang terkait dengan kapasitas intelektual meliputi:

1. Dho’fut Tarbiyah (lemah dalam pendidikan)

Kelemahan dalam aspek pendidikan formal dan informal (pengkaderan) sangat dirasakan oleh umat Islam masa kini. Jika pendidikan juga pembinaan dan pengkaderan lemah maka akan mustahil melahirkan anasir-anasir dalam nadhatul umat (kebangkitan umat). Tarbiyah dikalangan ummat Islam masih sangat sedikit. Secara formal melalui sekolah-sekolah yang hanya beberapa jam saja. Sedangkan sekolah Islam sedikit. Keadaan ini masih kurang bila dibandingkan dengan kebutuhan saat ini. Sekolah Islam pun tidak semuanya dapat menyajikan Islam dan tarbiyah yang baik sehingga dapat merubah pribadi pelajar dan gurunya. Perlaksanaan tarbiyah secara informal juga belum banyak dilaksanakan dengan cukup memuaskan.

2. Dho’fut Tsaqofah (lemah dalam ilmu pengetahuan)

Dewasa ini sedang sangat pesat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi umat Islam terasa tertinggal bila dibandingkan umat yang lainnya, ini disebabkan karena wawasan umat Islam yang sempit dan terbatas juga lemah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan ini disebabkan kemauan umat untuk menuntut ilmu sangat rendah. Tsaqafah Islamiyah dikalangan muslim juga kurang seiring dengan kurang efektifnya peranan tarbiyah dan sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh umat Islam. Tsaqafah ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan wawasan ynag bersifat Islam atau umum. Kemampuan ini belum banyak dimiliki oleh muslim. Sebahagian menguasai tsaqafah Islam tetapi dalam masalah umum kurang menguasai (misalnya politik, ekonomi, kemasyarakan), begitupun sebaliknya kurang di dapati muslim yang mempunyai pemnguasaan bidang umum dan memiliki tsaqafah Islamiyah. Muslim yang mempunyai ilmu dan tsaqafah tidaklah banyak, dan masih kecil prosentasenya dibandingkan dengan jumlah muslim dan kebutuhan yang ada. Sebagian muslim yang mempunyai tsaqafah ini kurang sesuai dengan pemahaman aqidah Islamiyah, kurang merujuk kepada minhaj yang asal yaitu Al Qur’an dan sunnah. Masih banyak merujuk kepada nilai Barat yang bertentangan dengan Islam. Juga ada tsaqafah yang di suburkan oleh kepercayaan jahiliyah seperti ashabiyah, nasionalisme, sekuler, kapitalisme dan komunisme.

3. Dho’fut Takhthith (lemah dalam perencanaan-perencanaan)

Umat Islam sekarang ini tidak memiliki strategi yang jelas. Rencana perjuangannya penuh dengan misteri. Hal tersebut disebabkan umat Islam tidak diproduk dari pembinaan-pembinaan yang baik dan tidak memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang memadai. Da’wah Islam pun nampaknya terkena gangguan. Banyak yang hidup segan dan mati tak mau. Da’wah sebagian ummat yang berjalan pun mungkin perlu dipertanyakan ghayah (sasaran akhir) yang akan dituju dan cara (langkah) yang dilakukannya. Hasil da’wah sekarang ini belum dapat di banggakan bahkan keadaan sekarang ini menunjukkan bahawa da’wah tidak berjalan karena tidak nampak bertambahnya pengikut atau pengikut yang ada pun semakin berkurangan. Da’wah Islam tidak berkesan karena sebahagian sudah hilang tujuan akhir yang sebenarnya kerana sudah terpengaruh oleh berbagai pendekatan yang kurang Islamiyah. Da’wah kurang berkesan disebabakan menjadikan da’wah sebagai organisasi kekauman atau kumpulan elite atau pun perkumpulan yang tidak berdasarkan kepada nilai-nilai Islam. Da’wah yang tidak berjalan adalah satu masalah sendiri yang sedang berjalanpun perlu dilihat bagaimana keadaan yang sebenarnya adakah sesuai dengan minhaj atau tidak. Mereka yang tidak berda’wah juga merupakan masalah besar kerana mereka dijadikan sebagai mangsa yang sangat senang di makan oleh pihak musuh.


4. Dho’fut Tanjim (lemah dalam pengorganisasian)

Sekarang ini terjadi gerakan-gerakan yang mengibarkan bendera kebathilan, mereka membangun pengorganisasian yang solid sementara umat Islam lemah dalam pengorganisasian sehingga kebathilan akn diatas angin sedangkan umat Islam akan menjadi pihak yang kalah. Sesuai perkataan khalifah Ali ra “Kebenaran tanpa sistem yang baik akan dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisasi dengan baik”. Tanzim atau organisasi yang di kendalikan oleh Islam perlu dipertanyakan sejauuh mana mereka mengamalkan Islam dalam dalam tanzimnya. Tanzim dapat dibagi-bagi kepada tanzim berupa jamaah yang komitmen pesertanya melalui bai’ah, organisasi Islam yang terbuka dengan menjalankan beberapa keperluan dan aktiviti Islam secara terbuka, atau organisasi Islam yang berwarna syarikat, pertubuhan, NGO dan yang lainnya. Bagaimanapun tanzin ini perlu dilihat semula kerana keadaan ini mungkin juga sama dengan keadaan umat Islam yang sedang sakit. Apabila pengendali sedang sakit maka ada kemungkianan yang di bawanya pun menjadi sakit.

5. Dho’ful Amniyah (lemah dalam keamanan)

Masa kini umat Islam lengah dalam menjaga keamanan diri dan kekayaan baik moril dan materil sehingga negeri-negeri muslim yang kaya akan sumber daya alam dirampok oleh negeri-negeri non muslim. Begitu pula dengan Iman, umat lslam tidak lagi menjaganya tidak ada amniyah pada aqidah dan dibiarkan serbuan-serbuan aqidah datang tanpa ada proteksi yang memadai.

6. Dho’fut Tanfidz (lemah dalam memobilisasi potensi-potensi diri)

Umat Islam dewasa ini tidak menyadari bahwa begitu banyak nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan dan tidak mensyukurinya. Jika umat Islam mersyukuri segala nikmat Allah dari bentuk syukur itu akan muncul kuatut tanfidz yaitu kekuatan untuk memobilisir diri dan sekarang umat Islam lemah sekali dalam memobolisir diri apalagi memobilisir secara kolektifitas.


Kelemahan dalam problematika moral (Maradun Nafs)

Kelemahan-kelemahan dalam problematika moral yang terjadi pada umat Islam sekarang yaitu:

Akhlak sebagai cermin muslim sudah di cemari oleh berbagai akhlak jahiliyah yang dilandasi oleh budaya dan gaya hidup masyarakat jahiliyah. Banyak didapati muslim yang secara statusnya masih sebagai muslim tetapi tidak mencerminkan lagi akhlak Islam yang susah di bezakan dengan mereka yang bukan muslim. Akhlak remaja sangat kentara merupakan wujud yang salah. Akhlak muslim tidak mewarnai diri muslim secara keseluruhan. Muslim lupa kepada akhlak sebenar yang mesti dimiliki. Keadaan demikian tidaklah mustahil mengingat ghazwul fikri yang sangat kuat dan hizbusyetan menguasai dunia saat ini.


• Adamus Saja’ah (hilangnya keberanian)

Umat Islam tidak seperti dahulu yang berprinsip laa marhuba illalah (tiada yang ditakuti selain Allah) sehingga tidak memiliki keberanian seperti orang-orang terdahulu yakni Rasulullah dan para sahabatnya yang terkenal pemberani. Sekarang ini umat Islam mengalami penyakit Al Juban (pengecut). Rasa takut dan berani itu berbanding terbalik sehingga jika seorang umat Islam takut kepada Allah maka ia akan berani kepada selain Allah tetapi sebaliknya jika ia takut kepada selain Allah maka ia akan berani menentang aturan-aturan Allah SWT.


• Adamus Sabat (hilangnya sikap teguh pendirian)

Umat Islam mulai memperlihatkan mudah mengalami penyimpangan-penyimpangan dan perjalanan hidupnya karena disebabkan oleh :

1. termakan oleh rayuan-rayuan

2. terserang oleh intimidasi atau teror-teror.

Salah satu illutrasi hilangnya sabat (keteguhan) ini adalah prinsif-prinsif hidup kaum muslimin tidak lagi dipegang hanya sering diucapkan tanpa dipraktekan. Sebagai contoh Islam mengajarkan kebersihan sebagian dari Iman tetapi di negari-negeri kaum muslim kondisinya tidak bersih menjadi pemandangan pada umumnya.


Adamut Dzikriyah (hilangnya semangat untuk mengingat Allah)

Dalam Islam lupa diri sebab utamanya ialah karena lupa kepad Allah. Umat Islam dzikirullah-nya lemah maka mereka kehilangan identitas mereka sendiri sebagai Al Muslimum. Sebagaimana Allah berfirman dalam Qs. Al Hasyr ayat 19 “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik”.


• Adamus Sabr (hilangnya kesabaran)

Kesabaran merupakan salah satu pertolongan yang paling pokok bagi keberhasilan seorang muslim, sesuai firman Allah Qs.2:153 “Hai orang-orang beriman mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”.

Kesabaran meliputi:

1. Ashabru bitha’at (sabar dalam ketaatan)

2. Ashabru indal mushibah (ketaatan ketika tertimpa musibah)

3. Ashabru anil ma’siat (sabar ketika menghadapi maksiat)

Sebagai umat Islam harus memiliki kesabaran ketiganya.


• Adamul Ikhlas (hilangnya makna ikhlas)

Ikhlas tidak identik dengan tulus. Tulus artinya melakukan sesuatu tanpa perasaan terpaksa padahal bisa saja orang itu ikhlas walaupun ada perasaan terpaksa. Contohnya pada seseorang yang melakukan shalat subuh yang baru saja jaga malam sehingga sanat terasa kantuk tetapi karena shalat adalah suatu kewajiban perintah Allah swt ia tetap mengerjakannya dsb.


• Adamul Iltizam (hilangnya komitmen)
Dewasa ini kaum muslimin kebanyakan tidak istiqomah berkomitmen terhadap Islam bahkan tidak sepenuhnya sadar bahwa Islam harus menjadi pengikat utama dalam hidupnya sehingga mereka banyak menggunakan isme-isme yang lain.

Tidak ada komentar: